Welcome, Guest |
You have to register before you can post on our site.
|
Online Users |
There are currently 58 online users. » 0 Member(s) | 57 Guest(s) Bing
|
Latest Threads |
Pemberhentian layanan Ema...
Forum: Pertanyaan, Saran Dan Kritik
Last Post: alien
Monday, 25 July 2022, 11:56
» Replies: 0
» Views: 1,647
|
Pencegahan Penyebaran Cov...
Forum: Ramah Tamah
Last Post: fajarsunan
Thursday, 29 July 2021, 14:52
» Replies: 0
» Views: 2,725
|
5 Penyebab Rambut Rontok
Forum: Dokter Umum
Last Post: reguso
Thursday, 09 April 2020, 14:50
» Replies: 4
» Views: 10,750
|
Lowongan Kerja Manager Pe...
Forum: Bursa Kerja
Last Post: Sharah Anggraeni
Friday, 04 October 2019, 11:23
» Replies: 0
» Views: 4,020
|
Seminar Masalah dan Pence...
Forum: Informasi
Last Post: fajarsunan
Thursday, 05 September 2019, 10:04
» Replies: 1
» Views: 6,164
|
kursus kecantikan di jaka...
Forum: Promosi
Last Post: kevhill
Thursday, 10 January 2019, 11:01
» Replies: 3
» Views: 9,737
|
MediPlus Batam mencari do...
Forum: PPDS & Spesialis
Last Post: mediplusbatam
Saturday, 29 September 2018, 14:10
» Replies: 0
» Views: 4,405
|
Kualitas Dokter Umum di I...
Forum: Dokter Umum
Last Post: JamesWiguna
Wednesday, 15 August 2018, 14:46
» Replies: 1
» Views: 6,115
|
Pemerintah Anak Tirikan D...
Forum: Dokter Umum
Last Post: JamesWiguna
Wednesday, 15 August 2018, 14:45
» Replies: 2
» Views: 7,522
|
Mau Kemana abis Lulus Dok...
Forum: Mahasiswa & Preklinik
Last Post: dermia22
Wednesday, 25 July 2018, 16:11
» Replies: 80
» Views: 130,786
|
|
|
Pemerintah Anak Tirikan Dokter Umum |
Posted by: Jangle - Monday, 22 March 2010, 20:03 - Forum: Dokter Umum
- Replies (2)
|
|
[justify]JAKARTA--MI: Buah dari kebijakan kesehatan yang lebih mengedepankan unsur kuratif (pengobatan), menjadikan peran dokter umum yang sejatinya potensial dalam pembangunan kesehatan lambat laun menjadi semakin terpinggirkan.
Demikian pandangan itu disuarakan Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) yang secara tegas mengkritisi system kebijakan kesehatan yang dianut oleh pemerintah pada dewasa ini.
Ketua Pengurus Harian PDUI Mawari Edy berkomentar, lantaran lebih mengendepankan tindak kuratif dan bukan preventif sistem rujukan medis di Indonesia tidak berjalan. Bila mengindap penyakit, masyarakat memilih berobat ke rumah sakit tidak ke Puskesmas terlebih dahulu.
Pada masyarakat kalangan atas, bila dirinya atau kerabatnya jatuh sakit, umumnya mereka memilih berobat ke dokter spesialis. Sedangkan masyarakat kelas bawah, cenderung berobat pada tenaga penyembuh bukan dokter.
"Potensi dokter umum yang jumlahnya hamper 33 kali lipat disbanding dokter spesialis menjadi kian terabaikan," sesal Edy dalam konferensi pers Indonesian General Practicioner`s Exhibition and Converence, di Jakarta, Jumat (12/3).
Bila pemerintah terus membiarkan fenomena seperti ini, alhasil kemampuan dan kompetensi dokter umum Indonesia bakal semakin terus tertinggal. Padahal, dengan total mencapai 50 ribu dokter, potensi dokter umum untuk membangun bidang kesehatan di Indonesia cukup besar.
Dokter umum sejatinya unggul dalam aspek preventif dan promotif kesehatan. "Dokter umum dapat berperan besar dalam deteksi dini dan terapi awal," ujar Edy.
Dalam kasus demam berdarah dengue (DBD) misalnya, menurut Dia, kasus yang selalu berulang setiap tahun dan kerap memakan korban jiwa seharusnya dapat ditanggulangi dnegan baik jika pemerintah memaksimalkan layanan kesehatan primer seperti dokter umum dan Puskesmas.
Pendapat Edy juga diamini Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Priyo Sidipratmo. Dia mencontohkan, masih tingginya angka kematian ibu (AKI) di negara ini lantaran faktor tidak maksimalnha penggunaan tenaga dokter umum. Sebagian besar kematian ibu (70%) justru terjadi akibat perdarahan di rumah sakit. Sebagian besar dari mereka telat dirujuk.
Artinya, deteksi dini (early detection) tidak berjalan. Padahal masalah deteksi dini ini bisa diambil alih oleh dokter layanan primer yaitu dokter umum. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI) mencatat, tingkat AKI di Indonesia mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Tingginya kematian ibu menurut Priyo, sedikit banyak disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang lebih mengutamakan penanganan pada dokter spesialis kebidanan dan bidan. "Dokter umum kurang bisa membantu lantaran terganjal kompetensi".
Presidium Kongres I PDUI Dyah A Waluyo berpendapat, seyogyanya pemerintah mengubah konsep layanan kesehatan dari mengedepankan unsur kuratif menjadi unsure pencegahan dan promosi. Di samping itu faktor rujukan dan sistem asuransi yang kuat seharusnya sudah bisa dijalankan pemerintah.[/justify]
Sumber : Media Indonesia
|
|
|
Kualitas Dokter Umum di Indonesia Rendah |
Posted by: Jangle - Monday, 22 March 2010, 19:59 - Forum: Dokter Umum
- Replies (1)
|
|
[justify]JAKARTA--Ikatan dokter Indonesia (IDI) menyesalkan rendahnya kualitas dokter umum di Indonesia. Salah satu perkumpulan yang dibawahi IDI, Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI), menyebut selama ini peningkatan kopetensi dokter di Indonesia kurang digalakkan.
Rendahnya kualitas dokter umum tersebut, dapat dilihat dari maraknya penyakit yang berkembang di masyarakat, demikian menurut salah seorang Presidium PDUI, dr Dyah Agustina Waluyo, Jumat (12/3). "Seharusnya dokter umum harus dapat melakukan diagnosis dini," terangnya. Dengan diagnosis dini tersebut, peran dokter dalam tindakan promotif dan preventif dapat dilaksanakan.
Menurut pandangan Dyah , saat ini paradigma yang berkembang di masyarakat menyebutkan dokter umum adalah dokter kelas dua. Sedangkan, dokter spesialis mepunyai kelas tersendiri. Hal itu diperparah dengan tidak adanya pihak yang mengukur kemampuan dokter.
Saat ini memang sudah terdapat standar profesi kedokteran yang berlaku. Meski, Dyah menilai, standar profesi sekarang belum cukup memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat.
"Perlu adanya standarisasi praktek kedokteran," ujarnya. Untuk itu, PDUI akan mengusulkan adanya standarisasi praktek kedokteran itu. "Kita harapkan dalam waktu satu hingga satu setengah tahun, (standarisasi praktek-red) tercapai," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan standarisasi praktek pun berkenaan dengan tempat praktek dokter. Saat ini, menurut Dyah masih banyak bertebaran tempat praktek yang tidak layak secara kedokteran. "Masa mau buka praktek hanya dengan stetoskop saja," ujarnya.[/justify]
Sumber Republika
|
|
|
Jangan Remehkan Peran Dokter Umum!!! |
Posted by: Jangle - Monday, 22 March 2010, 19:49 - Forum: Dokter Umum
- No Replies
|
|
[justify]Jakarta, SMborneo.com - Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) berupaya mengembalikan kewenangan dokter umum sebagai garda terdepan dalam bidang kesehatan agar masyarakat mendapatkan keadilan, menyusul terjadinya pelayanan tidak terstruktur.
"Dokter umum berperan dalam setiap tahapan pelayanan kesehatan yang terdiri dari promotif, preventif, dan rehabilitasi," kata Ketua Harian Presidium Nasional PDUI Dr. Mawari Edy pada konferensi pers di sela acara pembukaan Mukernas PDUI, pameran dan temu ilmiah yang bertema The First Indonesia General Practicioner's (iGPexpo) di Jakarta (12/3).
Untuk deteksi dini dan terapi awal cukup dilakukan dengan peran dokter umum. Seperti kasus DBD (demam berdarah dengue) yang selalu memakan korban jiwa ini, mestinya bisa ditanggulangi dengan baik bila dokter umum lebih dilibatkan untuk mengedukasi masyarakat agar hidup bersih dan peduli terhadap lingkungan.
Sementara itu Dr. Dyah A.Waluyo anggota Presidium Nasional PDUI menambahkan, bukannya dokter umum tidak mau terlibat, seperti penanganan KB dan pemberian vaksinasi itu juga sebenarnya kompetensi dokter umum. ?Namun dokter umum tidak terlalu banyak dilibatkan,? ujarnya.
Dr. Edy menghimbau masyarakat sebaiknya berobat ke dokter umum terlebih dulu, tidak perlu langsung ke dokter spesialis, bila misalnya sakit di ulu hati, antara dokter umum dan dokter spesialis memiliki penanganan prosedur yang berbeda.
Dalam kasus ini, perlu skrining secara umum oleh dokter umum. Sakit ulu hati bisa karena mag, dan bisa penyakit jantung. Sehingga dengan demikian terjadi efisiensi dan biaya murah.
Jika dideteksi dini, masalah kesehatan dalam masyarakat akan jauh berkurang. Masalahnya, dokter umum kurang didukung perlatan yang memadai di tempat mereka bekerja atau praktek.
Pemahaman dokter umum hanya bekerja dengan stetoscope dan tensi meter, tampaknya sudah harus diubah. ?Untuk melakukan diagnosa yang baik dan akurat, dokter umum sebaiknya memiliki peralatan yang memadai,? kata Dr. Edy juga salah seorang anggota Presidium Nasional PDUI.
Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi saat ini. Sebagai petugas kesehatan di garda terdepan, dokter umum dituntut untuk terus mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.
Fungsi utama PDUI menjaga dan memelihara kompetensi anggota. Sehingga adanya PDUI akan membuat dokter umum lebih percaya diri, professional dalam bertugas dan membantu masyarakat luas yang membutuhkan pelayanan kesehtan.
Saat ini ada 55.000 dokter umum di Indonesia dengan potensi yang luar biasa, yang tersebar di bebagai peolosok kota dan bahkan sampai ke pelosok di ujung terpencil. Tetapi honornya baru dibayar 3 bulan kemudian bahkan lebih. ?Ini tugas PDUI berusaha meningkatkan harkat, martabat, dan kehormatan dokter umum, termasuk membina dan memperjuangkan kepentingan serta meningkatkan mutu profesi dokter umum,? terang Dr. Dyah.
Munas, pameran dan pertemuan ilmiah organisasi profesi PDUI itu bertema The First Indonesia General Practicioner's. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 12-14 Maret 2010 itu diresmikan oleh Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih.
Dokter umum, menurut Menkes, sangat berperan dalam pelayanan primer guna mewujudkan masyarakat sehat dan mandiri.
Munas PDUI tersebut secara umum akan membahas tentang bagaimana mengembalikan kewenangan dokter umum dan memperkuat kompetensi dokter umum. Selain itu juga mendorong pelayanan terstruktur, rujukan, dan sistem pembiayaan yang jelas. "Kami mau struktur pelayanan terstruktur untuk keadilan," kata Abraham Andi Padhan Patarai salah seorang Presidium Nasional PDUI.
Bagi masyarakat ekonomi menengah atas, ujar Abraham, cenderung memilih dokter spesialis dengan alasan bisa memberikan pelayanan yang lebih baik, sedangkan masyarakat menengah bawah memilih berobat ke tenaga kesehatan lain yang lebih murah.
?Seyogyanya pemerintah mengubah konsep layanan kesehatan dari mengedepankan unsur kuratif menjadi unsur pencegahan dan promosi. Di samping itu faktor rujukan dan sistem asuransi yang kuat seharusnya sudah bisa dijalankan pemerintah,? tambah Dr. Dyah.[/justify]
|
|
|
bank sel telur |
Posted by: h82p - Friday, 19 March 2010, 05:56 - Forum: Bincang
- Replies (1)
|
|
Dear Dokter Indonesia or Calon dokter Indonesia yang Sukses,
saya minta infonya dong tentang bank sel telur, apakah fasilitas ini sudah ada di indonesia? dan jika sudah ada di manakah tempatnya? eh iya prosedurnya apa saja ya untuk bisa menitipkan sel telur tersebut.
terima kasih atas infonya maaf saya masih cukup awam untuk ahal ini.
|
|
|
|