Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Apa yang bisa kita sumbangkan buat kemajuan Pendidikan Kedokteran Indonesia ?
#1
Hmmmmm Kira-kira apa yang bisa kita sumbangin buat kemajuan pendidikan kedokteran di Indonesia ya ?

--- Infrastruktur ? dah disediain sama FK masing2
--- Kurikulum dan ada yang bikini dari KIPDI ( yang katanya sekarang pake PBL dan dibilangnya ini metode belajar yang " lebih baik " dari metode tradiosional yang dulu, padahal PBL ini dah dipake di Filipina 5 tahun lalu and dianggap tidak berhasil yang akhirnya kembali ke metode tradisional, hahahaha dasar orang Indonesia bisanya ikut2an aja and biasanya cuman ditelen mentah2 tanpa ngeliat potensi yang dimiliki sekarang.Dasar emang dari dulu Indonesia nich negara dengan orang yang kalo dah " EUFORIA " kebablasan. )
---Aapa lagi yang belom ? Jawabannya " MASIH BANYAK KEBUTUHN PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA YANG BELOM TERPENUHI " apa aja itu ?

Nah itu dia yang mau kita diskusiin disini ?


Yang punya saran bisa post disini ya


Peace

Lapuma
The Island Doctor
Reply
#2
Klo menurut gw ttg "apa yg bisa kta sumbangkan buat kemajuan pendidikan kedokteran indonesia?" itu adalah BE A GOOD DOCTOR! Karena bnyk tuh dokter yg blum baik krn msh bnyk aja yg mal-praktek.
Reply
#3
Quote:Klo menurut gw ttg "apa yg bisa kta sumbangkan buat kemajuan pendidikan kedokteran indonesia?" itu adalah BE A GOOD DOCTOR! Karena bnyk tuh dokter yg blum baik krn msh bnyk aja yg mal-praktek.

Hmmmm Be A Good Doctor Bukanlah sumbangan buat kemajuan pendidikan kedokteran indonesia tapi " GOAL ATAU TUJUAN AKHIR " kita belajar kedokteran.

Yang gw maksud di thread ini adalah bentuk apa saja ( program, teknologi atau yang lain lainnya ) yang dapat menjadi sumbangan bagi kemajuan pendidikan kedokteran indonesia.

dan satu lagi " Mal Praktek " adalah masalah " Attitude " Pribadi dari setiap dokter yang berbuat dan tidak dapat digeneralisasi.

Dan sekarang ini banyak sekali Media yang melansir berita malpraktek ternyata adalah kasus kasus yang sebenarnya dilihat dari sudut klinis medis adalah bukan kesalahan prosedur medis tetapi merupakan suatu kejadian " Kecelakaan " Medis yang memang setiap orang tidak mengira dan mengharapkannya misal nya Syok Anafilaktik.

Untuk yang Seperti itu Kita Sebagai Dokter sebaiknya terus berdoa supaya tidak terjadi pada diri kita.

Oke itu dulu...,

Salam Peace

Lapuma

The Island Doctor
Reply
#4
humm kalau gue mau bilang sebenarnya pendidikan dokter di indonesia yg dulu jauh lebih bagus daripada yg sekarang, kenapa? gini dokter indonesia itu didik untuk menjadi dokter UMUM

Umum disini bearti, doi mampu sedikit banyak untuk menangani keluhanan umum, dan mempunyai kekuasaan lebih luas dari GP (General Practice) yg ada di luar negeri. Karena apa? karena dokter indonesia mengunakan metoda seperti dokter dokter belanda jaman dulu. dokter dokter ini harus bisa di taruh di daerah terpencil dan minim perlengkapan, nah yg model begini biasanya di sebut dokter misionaris, karena jaman dulu di pakai untuk menemani misionaris ke berbagai pelosok dunia CMIIW.

Beda dengan GP (General Practice) yg ada di luar negeri, mereka lebih sebagai pensortir pasien, harus kebagian mana untuk mendapatkan pengobatan yg lebih baik, mereka sendiri, tidak di berikan kewenangan yg lebih besar dari dokter UMUM yg ada di Indonesia Smile

Nah sistem pendidkan sekarang gue rasa kurang cocok untuk di terapkan di Indonesia, kalau mengunakan pure sistem eropa, karena kebetulan ada teman yg sedang besekolah di Jerman, dia menyatakan, disini UGD itu dipisah semua. sesuai dengan penyakitnya, dan yg mensortir adalah GP atau paramedis, mereka menyebut UGD sebagai ambulan.

Sistem ini baik kalau kita mempunyai sumber daya tenaga dan alat yg cukup, dalam artian dokter spesialis yg banyak dan alat yg memadai.

teman ku menyatakan untuk bagian OB mereka hanya mengikuti 4 minggu, dan sebelum itu tidak ada pengantar mengenai OB (mungkin tempat dia sekolah pure sistem yg di gunakan di Indonesia) nah sekarang pertanyaannya, apakah selama 4 minggu tersebut bisa menemukan semua kasus yg ada?, nah mungkin bagi rekan rekan yg sudah koas atau pun sudah menjadi dokter, tau pasti kalau 4 minggu adalah waktu yg sangat sedikit untuk menemukan kasus untuk mengasah pengetahuan dan keterampilan.

Untuk saat ini pendidikan kita memang masih ada pengantarnya... tapi kalau di gunakan pure gue rasa sama sekali tidak cocok, karena tujuan dokter umum di Indonesia lebih ke daerah terpencil dan dokternya mampu menagani semua kasus. Mungkin yg PTT di daerah yg agak jauh dari jawa tau betul rasanya. Bukan begitu Lapuma Smile

Gue bukan bilang sistemnya di bikin lebih lama waktunya seperti pendidikan dokter indonesia dahulu, tapi lebih baik sistem yg lama di gabungkan dengan sistem yg baru sekarang, jadi bukan pure sistem eropa, tetapi gabungan dengan sistem yg sudah ada, caranya? untuk yg masih belum koas gue suka dengan cara yg sekarang, bagi yg sudah koas. sistem harus mengunakan sistem lama, karena percaya deh begitu elo jadi dokter, 1-2 hari pertama praktek sendiri, elo akan sedikit "grogi" menghadapi pasien, karena merasa Ilmu yg elo peroleh masih sangat sedikit Smile

mudah mudahan sistem yg sekarang lebih bisa menghasil kan dokter yg baik, tetapi mempunyai kualitas tidak lebih buruk daripada dokter yg dihasilkan dengan sistem lama.

Well nemu kan sumbangan pikiran gue Big Grin gue tau tulisan yg panjang, tapi kalau tidak dijelaskan apa maksud dan tujuan gue, nanti malahan ngga nyaman melihatnya. dan gue sampai sekarang masih menyatakan tidak setuju dokter umum disama kan dengan GP kalau di sebut M.D. boleh lah kalau GP kok kayaknya agak "beda" ya Smile

Kalau memang pemerintah menginginkan sistem pure seperti di eropa, US, atau filipina, pemerintah harus mampu membuat pendidikan dokter spesialis yg banyak dan mampu merobak ulang dari awal sistem pendididkan dokter di Indonesia, dan pada ahkir nya mampu membuat puskesmas menjadi balai pengobatan lengkap dengan dokter yg lebih dari 1 dan beberapa sp bagian besar, dalam artian tiap puskesmas/balai pengobatan 1 GP (yup gue sebut GP karena sistem yg berbeda) minimal 3 SP tiap bagian besar klinik. dan kelihatannya ini tidak mungkin bukan? orang ada RSUD yg punya SP cuman untuk 4 bagian besar tidak ada SP lain ... RSUD loh bukan puskesmas, bukan begitu Lapuma ? Smile
Nah karena ngga mungkin... kembali ke point gue diatas, boleh di percepat, tapi sistemnya tidak sepenuhnya pure mengunakan sistem di luar negeri.

mudah mudahan tulisan panjang gue ini bisa membuat thread ini makin rame, abis pasti banyak yg ngga setuju dengan gue bukan ? Smile
[Image: aliensign.jpg]
Reply
#5
COCOK BANG ALIEN MAKA DARI ITU DARI DULU GW NYEBUT INI INDONESIA SEBAGAI NEGARA " EXCESSIVE EUPHORIAL COUNTRY " Tul ga bang ?

ShyLiat aja kenyataan yang sekarang ada, hampir semua bidang dan sendi kehidupan di Negeri Kaya ini didasari oleh euforia Demokrasi yang hasilnya bukan bikin rakyat sejahtera malah tambah sengsara, negeri sekaya ini SEMBAKO AJA KEKURANGAN, BBM KEKURANGAN POOR INDONESIA

Dan ternyata kenyataan tadi juga berimbas pada sistem Pendidikan kita yang spesifik buat kita adalah pendidikan kedokteran.

Dari Mulai KIPDI sampai FK FK semua nya berlomba merubah sistem belajar nya menjadi PBL yang notabene belom pernah teruji dan banyak histori kegagalannya di negara negara lain.

Kenapa tidak pernah terpikir oleh para akademisi pendidikan kedokteran Indonesia untuk memaksimalkan potensi pendidikan kedokteran yang sebelumnya telah ada dan telah terbukti menghasilkan banyak dokter dokter tangguh dan profesor profesor jagoan.

COME ON WAKE UP GUYS , OPEN YOUR EYES AND YOUR MIND

Ayo temen2 kita sumbangin pikiran kita buat pendidikan kedokteran negeri ini.......


add: bang alien PTT dimana sech ? kasian banget, kayaknya tempat nya kurang enak ya....Big Grin
Peace

Lapuma
The Island DoctorCool
Reply
#6
Quote:add: bang alien PTT dimana sech ? kasian banget, kayaknya tempat nya kurang enak ya....Big Grin
Peace

Lapuma
The Island DoctorCool[/color][/size]

wew kalau kurang enak mana mungkin elo mau disana kan ? CoolBig Grin
nick aja dah ketauan dari mana Rolleyes
[Image: aliensign.jpg]
Reply
#7
Lapuma
The Island DoctorCool[/color][/size]
[/quote]

wew kalau kurang enak mana mungkin elo mau disana kan ? CoolBig Grin
nick aja dah ketauan dari mana Rolleyes
[/quote]

Smileemang PTT dimana sech bang ?

Waduh bang alien emang nya nama aa puma kenp ?

Peace


Lapuma
The Island DoctorCool
Reply
#8
Quote:Hmmmmm Kira-kira apa yang bisa kita sumbangin buat kemajuan pendidikan kedokteran di Indonesia ya ?

--- Infrastruktur ? dah disediain sama FK masing2
--- Kurikulum dan ada yang bikini dari KIPDI ( yang katanya sekarang pake PBL dan dibilangnya ini metode belajar yang " lebih baik " dari metode tradiosional yang dulu, padahal PBL ini dah dipake di Filipina 5 tahun lalu and dianggap tidak berhasil yang akhirnya kembali ke metode tradisional, hahahaha dasar orang Indonesia bisanya ikut2an aja and biasanya cuman ditelen mentah2 tanpa ngeliat potensi yang dimiliki sekarang.Dasar emang dari dulu Indonesia nich negara dengan orang yang kalo dah " EUFORIA " kebablasan. )
---Aapa lagi yang belom ? Jawabannya " MASIH BANYAK KEBUTUHN PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA YANG BELOM TERPENUHI " apa aja itu ?

Nah itu dia yang mau kita diskusiin disini ?


Yang punya saran bisa post disini ya


Peace

Lapuma
The Island Doctor
[post=28=88]

kalau saya rasa seh..
menteri kesehatan kita wajib mentraining dokter2 indonesia dalam bidang bedah, kebidanan dan kandungan, anak dan penyakit dalam setelah mereka lulus dokter seperti yang dibuat dinegara-negara maju.
masa seh kita contoh PBL seperti negara yang sedang berkembang yang sudah jelas gagal itu.

memang menteri2 indonesia hampir semuanya ga beres
Reply
#9
Quote:kalau saya rasa seh..
menteri kesehatan kita wajib mentraining dokter2 indonesia dalam bidang bedah, kebidanan dan kandungan, anak dan penyakit dalam setelah mereka lulus dokter seperti yang dibuat dinegara-negara maju.
masa seh kita contoh PBL seperti negara yang sedang berkembang yang sudah jelas gagal itu.

memang menteri2 indonesia hampir semuanya ga beres
[post=28=495]

dari alumni mana ya? kalau boleh tau?

humm begini AFAIK beberapa negara memang membuat seperti itu sesudah mereka dokter mereka akan dilatih lagi "magang" di bidang yg disebutkan, dan selama sebelum menyelesaikannya mereka tidak boleh untuk praktek sendiri diluar rumah sakit atau pusat kesehatan, dan untuk eropa mereka boleh memilih 2 dari 4 bagian kalau saya tidak salah, yaitu obs/gyn, pediatric, interna, surgery sama public health, karena mereka hanya kurang lebih 1 bulan di bagian bagian tersebut ketika koas, dan tidak menerima pasien secara langsung, beda dengan di kita bukan? di koas untuk bagian bagian besar kita di wajibkan selama 12 minggu setidak tidaknya itu di jaman saya masih koas, kalau sekarang ada yg di discount menjadi 10 minggu.
Kalau memang pemerintah indonesia mau memberlakukan pendidikan seperti PBL seharusnya sekolah untuk spesialis di perbanyak, karena ya itu tadi, di luar negeri mereka spesifik, sedangkan kita di indonesia, sendirian menangani semua, apalagi kalau di daerah yg jauh dari mana mana. masih ada tu teman yg SC atau apendictomie cito karena tidak mungkin di rujuk (ayo yg pernah melakukan ketika PTT di daerah sangat terpencil ayo acung jari)
[Image: aliensign.jpg]
Reply
#10
kebetulan aq lulus dari fk di luar jawa yg penyesuaian ke kurikulum barunya lambat... jadi kebeneran banget adik angkatanku dah dapet kurikulum baru... sementara aq sendiri merasa "terbantai" dengan kurikulum lama...

membaca tulisan sodara2ku di thread ini... secara objektif aq sependapat.. bahwa waktu teori dengan gaya baru/pbl... sementara koas dengan gaya lama... aq ngeliat koas gaya pbl.. koasnya lebih sekadar nunggu waktu habis dan hanya mengejar status/laporannya aja... rasa kepedulian sebagai penanggungjawab kuratif minim sekali kalo tidak mau dikatakan nihil... semula aq kira hanya pada mhs (kelompok koas) tertentu saja... tetapi beberapa kali harus berinteraksi dan menjadi bagian kelompok lainnya... ternyata sama...

semoga komentarku ini bukan emosional seperti halnya... sebaiknya ploncoan itu harus ada untuk menambah persaudaraan sesama mhs dan aq sudah melewatinya... dibanding sekarang yg disebut orientasi aja...

[Image: Evil.gif]
Reply


Possibly Related Threads…
Thread Author Replies Views Last Post
  Dokter Indonesia tidak diakui di singapore DrCinta 11 21,572 Thursday, 19 July 2018, 14:36
Last Post: derlina
  TBC Tetap Urutan Ke-3 di Indonesia Jangle 0 4,177 Monday, 29 March 2010, 22:45
Last Post: Jangle
  Belum Ada Dokter Asing yang Diberi Izin Praktek Jangle 0 3,947 Monday, 29 March 2010, 22:09
Last Post: Jangle
  Aspartam Si Manis yang Menuai Kontroversi Jangle 0 3,484 Monday, 29 March 2010, 21:40
Last Post: Jangle
  Survey Dokter Indonesia dr.samia 1 5,212 Monday, 15 February 2010, 08:19
Last Post: Jangle
  Salary Dokter indONEsia dan Lainnya suhu 7 13,086 Thursday, 07 January 2010, 11:25
Last Post: grad_HAM
  KENAPA BIAYA KURSUS,SEMINAR,SYMPOSIUM KEDOKTERAN MAHAL??? anidda82 9 13,789 Sunday, 06 December 2009, 11:05
Last Post: grad_HAM
  Tanya Sekolah Kedokteran di LN kuncungs 5 9,455 Friday, 09 October 2009, 20:34
Last Post: darknetwork
  Flu Babi Mengancam Kita !! Jangle 3 7,048 Friday, 29 May 2009, 11:52
Last Post: asbud
  Help dun.. About pnyakit klamin.. Pingin interview.. Buat tugas.. melz 3 6,491 Thursday, 30 April 2009, 14:53
Last Post: alien

Forum Jump: