Sunday, 16 March 2008, 08:19
Wanita Rela Kesakitan Saat Melahirkan
Zaman dulu, para wanita selalu akan menderita sakit kala
melahirkan.
Keadaan yang kurang adil ini kemudian berubah setelah kejadian
berikut ini:
Para wanita secara bersama-sama memohon kepada dewa agar
Ditegakkan keadilan, yaitu supaya kaum lelakilah sebagai penyebab yang
seharusnya menderita sakit dikala sang isteri melahirkan.
Ternyata petisi ini dikabulkan, sehingga sejak saat itu apabila seorang
isteri melahirkan, maka dengan mudah dan santai penuh perasaan ia
dapat melahirkan anaknya sehingga hal ini sangat membantu ilmu
kedokteran dalam menekan resiko melahirkan.
Disamping itu secara mengenaskan sang suami yang mendampinginya
diluar menggeliat-geliat serta meraung-raung kesakitan demi
keselamatan sang isteri yang melahirkan. Para lelaki menganggap hal
ini biasa, karena ini akan menambah bintang kepahlawanan pria dalam
rumah tangga.
Tetapi, keadaan itu berubah sejak peristiwa dibawah ini :
Suatu waktu seorang wanita dari kalangan terkemuka disuatu kampung
akan melahirkan. Para sanak keluarga dan para tetangganya sekampung
ikut mengantarkan kelahiran ini dengan ikut menunggu diluar.
Sang suami telah disediakan tempat tidur disamping sang isteri,
lengkap dengan segala peralatan untuk mengantisipasi segala
kemungkinan penderitaanya.
Saat melahirkan terjadi, sang istri dengan tenang penuh kasih
sayang menjalankan kelahiran yang mulus ini. Tetapi, sang suami yang
dengan tegang menunggu datangnya penderitaan tetap saja tidak
bergeming, tak terjadi apa-apa dengan nya sampai terdengar pekikan
sang anak.
Yang sangat mengejutkan ternyata diluar terlihat kehebohan, ternyata :
Bapak Kepala Desa (Kades) berguling-guling serta berteriak-teriak
kesakitan.
Semua khalayak terdiam sejenak, secara serentak semua ibu2 yang
berada disekitar itu secara diam2 dan bersungguh-sungguh berdoa
kepada dewa:
"Biarlah semua penderitaan ini kamilah yang menanggung asalkan
semua rahasia tetap menjadi milik kami!"
Nah, sejak saat itulah, setiap kejadian kelahiran akan disertai
penderitaan yang ditanggung secara ikhlas dan rela oleh wanita.
Zaman dulu, para wanita selalu akan menderita sakit kala
melahirkan.
Keadaan yang kurang adil ini kemudian berubah setelah kejadian
berikut ini:
Para wanita secara bersama-sama memohon kepada dewa agar
Ditegakkan keadilan, yaitu supaya kaum lelakilah sebagai penyebab yang
seharusnya menderita sakit dikala sang isteri melahirkan.
Ternyata petisi ini dikabulkan, sehingga sejak saat itu apabila seorang
isteri melahirkan, maka dengan mudah dan santai penuh perasaan ia
dapat melahirkan anaknya sehingga hal ini sangat membantu ilmu
kedokteran dalam menekan resiko melahirkan.
Disamping itu secara mengenaskan sang suami yang mendampinginya
diluar menggeliat-geliat serta meraung-raung kesakitan demi
keselamatan sang isteri yang melahirkan. Para lelaki menganggap hal
ini biasa, karena ini akan menambah bintang kepahlawanan pria dalam
rumah tangga.
Tetapi, keadaan itu berubah sejak peristiwa dibawah ini :
Suatu waktu seorang wanita dari kalangan terkemuka disuatu kampung
akan melahirkan. Para sanak keluarga dan para tetangganya sekampung
ikut mengantarkan kelahiran ini dengan ikut menunggu diluar.
Sang suami telah disediakan tempat tidur disamping sang isteri,
lengkap dengan segala peralatan untuk mengantisipasi segala
kemungkinan penderitaanya.
Saat melahirkan terjadi, sang istri dengan tenang penuh kasih
sayang menjalankan kelahiran yang mulus ini. Tetapi, sang suami yang
dengan tegang menunggu datangnya penderitaan tetap saja tidak
bergeming, tak terjadi apa-apa dengan nya sampai terdengar pekikan
sang anak.
Yang sangat mengejutkan ternyata diluar terlihat kehebohan, ternyata :
Bapak Kepala Desa (Kades) berguling-guling serta berteriak-teriak
kesakitan.
Semua khalayak terdiam sejenak, secara serentak semua ibu2 yang
berada disekitar itu secara diam2 dan bersungguh-sungguh berdoa
kepada dewa:
"Biarlah semua penderitaan ini kamilah yang menanggung asalkan
semua rahasia tetap menjadi milik kami!"
Nah, sejak saat itulah, setiap kejadian kelahiran akan disertai
penderitaan yang ditanggung secara ikhlas dan rela oleh wanita.