Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Harga Obat dan Kecurigaan Komisi Dokter
#1
[Image: 269722.jpg]


[justify]Belakangan ini di media massa banyak dibahas mengenai harga obat yang mahal di Indonesia. Teman saya mendapat resep antibiotik yang harga obatnya ternyata jauh lebih mahal dari emas. Untuk satu gram obat tersebut dia harus membayar Rp 300.000, padahal dia membutuhkan suntikan dua kali satu gram setiap hari. Obat tersebut memang obat paten.

Namun juga diberitakan bahwa dokter kurang berminat menuliskan resep obat generik yang sebenarnya manfaatnya sama dengan obat paten tetapi harganya jauh lebih terjangkau.

Sampai sekarang saya minum obat penurunan kolesterol generik yang harganya hanya Rp 500, padahal harga obat patennya sepuluh kali lipat lebih. Sebagai pegawai swasta yang gajinya hanya Rp 2,5 juta sebulan dalam pengobatan saya amat bergantung pada obat generik. Saya rasa cukup banyak orang yang kemampuannya serupa saya karena itu kami amat berharap kepedulian dokter pada kemampuan kami dalam membeli obat.

Dalam pemberitaan , ternyata obat generik banyak yang tak ada di pasar. Katanya karena harga yang ditetapkan pemerintah lebih rendah dari ongkos produksi. Saya agak heran membaca berita tersebut karena pada bayangan saya tentu telah ada komunikasi yang baik antara produsen obat generik (kebanyakan merupakan Badan Usaha Milik Negara) dengan pemerintah. Jika memang kondisinya seperti itu, saya kira harus segera diperbaiki agar masyarakat dapat menikmati obat generik.

Masalah lain yang jadi sorotan adalah hubungan dokter dan perusahaan obat. Tampaknya ada kecurigaan masyarakat bahwa dokter menerima komisi dari perusahaan obat. Jika ini terjadi, sungguh memalukan karena ini berarti dokter menikmati komisi, sedangkan yang membayar adalah orang yang sedang menderita, yaitu orang yang sedang sakit.

Apakah dokter sampai hati menikmati komisi tersebut. Mohon penjelasan dokter bagaimana sebenarnya kejadian di layanan kesehatan kita. Apakah hal yang sama juga terjadi di negara lain? Saya masih punya keyakinan sebagian dokter di Indonesia masih punya hati nurani dan akan menolong pasien yang mempunyai dana terbatas.

Saya juga merasa terharu atas keyakinan Anda tentang dokter Indonesia. Saya sendiri juga meyakini sebagian besar dokter masih menjalankan praktik kedokteran dengan menjunjung tinggi sumpah dan etika kedokteran. Saya mengenal cukup banyak sejawat saya para dokter yang membebaskan honor mereka karena pasiennya kurang mampu.

Bahkan juga ada yang membelikan obat yang diperlukan. Namun, jumlah dokter di Indonesia sekarang ini sekitar 80.000 orang. Dari jumlah sebanyak itu, kemungkinan ada dokter yang nakal.

Sudah merupakan kewajiban profesi dokter untuk membina dan mengawasi anggotanya agar dapat melayani masyarakat dengan mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi.

Obat di negeri kita dapat dibagi tiga macam, yaitu obat paten, obat generik, dan obat generik bermerek. Obat paten adalah obat yang ditemukan melalui penelitian. Biaya penelitian untuk menemukan suatu obat baru amatlah mahal. Penelitian untuk menemukan obat baru juga lama. Sering kali dari sekitar 20 kandidat obat baru, hanya satu yang berhasil dikembangkan menjadi obat baru yang bermanfaat dan aman digunakan.

Karena itu, dapat dipahami jika perusahaan yang melakukan penelitian mematenkan obat barunya sehingga dapat dijual secara monopoli tak boleh ditiru. Dengan demikian, biaya penelitian akan dapat dikembalikan selama masa paten tersebut.

Biasanya jika masa paten sudah selesai, harga obat akan turun karena biaya penelitian sudah kembali. Obat tersebut juga bebas untuk ditiru sehingga dapat dibuat obat generiknya. Harga obat generik jauh lebih murah daripada obat paten karena produsen obat generik tak melakukan penelitian yang membutuhkan biaya tinggi tersebut.

Harga kebanyakan obat generik hanya sepersepuluh obat paten. Dengan demikian, masyarakat dapat menggunakan obat yang bermanfaat dengan harga terjangkau. Pemerintah mewajibkan penggunaan obat generik di institusi pelayanan kesehatan pemerintah agar masyarakat dapat menggunakan obat yang bermutu dengan harga terjangkau.

Dewasa ini juga timbul wacana seharusnya pemerintah juga mewajibkan penggunaan obat generik di layanan kesehatan swasta, misalnya, di pelayanan rawat inap kelas tiga yang biasanya ditempati oleh pasien yang kurang mampu.

Obat generik dibuat kemasannya sederhana dan produsennya juga mendapat keuntungan yang tipis. Namun karena penggunaan banyak, keuntungan lumayan. Harga obat generik, seperti Anda kemukakan, dikendalikan pemerintah. Sudah tentu harga yang ditetapkan pemerintah tidak menjadikan produsen obat generik merugi. Jadi memang perlu komunikasi dan kesepakatan antara pemerintah dan produsen obat generik.

Bagaimana dengan obat generik bermerek? Obat ini harganya antara harga obat generik dan obat paten. Namun sayangnya, di negeri kita obat generik bermerek harganya lebih mendekati obat paten ketimbang obat generik. Memang obat generik bermerek mungkin kemasannya lebih canggih dan perlu biaya pemasaran untuk memperkenalkan obat tersebut. Biaya pemasaran obat biasanya tidaklah sedikit.

Dokter dan produsen obat

Hubungan dokter dan perusahaan farmasi telah dibahas oleh profesi kedokteran (IDI) dan profesi kefarmasian. Telah ada etika pemasaran obat dan juga tata cara hubungan dokter farmasi yang tidak boleh memberatkan pasien. Di Indonesia dan juga di negara lain, perusahaan farmasi mensponsori pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh profesi kedokteran. Dengan cara ini, kedua pihak diuntungkan. Perusahaan farmasi mengeluarkan biaya yang lebih efisien jika mensponsori pertemuan ilmiah dokter daripada mengadakan sendiri.

Sementara profesi kedokteran juga diuntungkan karena dengan adanya sponsor tersebut, biaya penyelenggaraan pertemuan ilmiah menjadi lebih ringan. Akibatnya, biaya yang harus dibebankan kepada peserta menjadi lebih murah.

Namun sudah tentu perusahaan farmasi tidak boleh membiayai keluarga peserta pertemuan ilmiah untuk berwisata misalnya. Dokter tidak boleh mendapat komisi dari perusahaan farmasi. Jika ini diketahui, dokter yang bersangkutan akan mendapat sanksi.

Bagaimana menurunkan beban masyarakat untuk biaya berobat? Obat merupakan salah satu komponen biaya yang harus dibayar oleh orang sakit di samping honor dokter, pemeriksaan penunjang, dan biaya rumah sakit. Jika kita ingin meringankan beban masyarakat, keseluruhan biaya ini perlu ditinjau kembali dan masyarakat mendapat informasi yang terbuka mengenai beban yang harus ditanggung mereka.

Namun, salah satu cara yang dapat menurunkan biaya kesehatan adalah jaminan sosial, termasuk jaminan kesehatan. Mudah-mudahan pelaksanaan jaminan sosial masyarakat akan segera dapat diwujudkan, termasuk jaminan biaya kesehatan.

Dr Samsuridjal Djauzi[/justify]

Sumber : Kompas
Reply


Messages In This Thread
Harga Obat dan Kecurigaan Komisi Dokter - by Jangle - Monday, 29 March 2010, 22:56
RE: Harga Obat dan Kecurigaan Komisi Dokter - by JamesWiguna - Wednesday, 18 April 2018, 14:01

Possibly Related Threads…
Thread Author Replies Views Last Post
  Dokter Indonesia tidak diakui di singapore DrCinta 11 21,582 Thursday, 19 July 2018, 14:36
Last Post: derlina
  Resep Obat Generik Jadi Wajib Jangle 0 3,965 Monday, 29 March 2010, 22:27
Last Post: Jangle
  Dokter Asing Ilegal Jangle 0 3,969 Monday, 29 March 2010, 22:11
Last Post: Jangle
  Belum Ada Dokter Asing yang Diberi Izin Praktek Jangle 0 3,950 Monday, 29 March 2010, 22:09
Last Post: Jangle
  Parasit Malaria Makin Kebal Obat Jangle 0 3,706 Monday, 29 March 2010, 22:06
Last Post: Jangle
  Dokter "Berbisnis" Obat Generik Tak Dilirik Jangle 0 3,827 Monday, 29 March 2010, 21:36
Last Post: Jangle
  Survey Dokter Indonesia dr.samia 1 5,215 Monday, 15 February 2010, 08:19
Last Post: Jangle
  Pemerintah Revitalisasi Penggunaan Obat Generik Jangle 0 3,021 Wednesday, 27 January 2010, 20:13
Last Post: Jangle
  Salary Dokter indONEsia dan Lainnya suhu 7 13,088 Thursday, 07 January 2010, 11:25
Last Post: grad_HAM
  Survey Dokter terhadap kebutuhan sebuah website gimsot 1 4,807 Wednesday, 02 December 2009, 17:57
Last Post: asbud

Forum Jump: